Laman

Selasa, 28 Desember 2010

1001 Cerita Cinta Ibu dan Anaknya (Ibuku Matahariku)

Tidak sampai dua minggu lagi umurku beranjak dua puluh tahun. Umur yang sudah bukan remaja lagi, bahkan anak-anak, jauh sekali. Tapi mungkin kalau orang melihat aku masih seperti bayi, yang apa-apa harus dilayani oleh ibuku sendiri.
Kisah ini bermula dari peristiwa kurang lebih dua tahun yang lalu. Dua tahun yang lalu aku harus di rawat di sebuah rumah sakit di kotaku. Bukan hanya ibu yang menungguiku waktu itu (karena sudah malam, kalau siang ibu yang menungguiku sendiri), tapi ibu yang paling panik, ketika aku mengalami kejang separoh badan. Ibu menangis, walaupun aku sudah bertahan untuk tidak meneteskan air mata (waktu itu yang sadar juga cuma separo dari badanku, jadi tau kalau ibu menangis).
Setelah peristiwa itu, tubuh ibu yang tadinya lumayan gemuk kini semakin kurus. Aku sering merasa bersalah. Karena sakitkulah ibu menjadi kurus. Tapi ibu kelihatan sehat (jarang mengeluh sakit), yang dulunya sakit-sakitan. Aku tau semua itu demi menjagaku. Karena semakin kebelakan semakin sering aku masuk kerumah sakit dan hanya ibulah yang menjaga dan merawatku setiap hari.
Walaupun aku sering masuk rumah sakit, tapi tetap saja aku masih bisa kuliah di kota lain. Aku tau ibu selalu mengkhawatirkanku di rumah. Apalagi kalau ibu mendapat telpon atau sms dari teman sekamarku, beliau pasti sangat khawatir dengan keadaanku.
Tapi akhirnya tujuh bulan lalu aku harus mengambi cuti, karena kondisiku yang semakin menurun. Setiap hari ibu menemaniku, tidak mau meninggalkanku sendiri dirumah, karena aku sering berhalusinasi.
Apalagi setelah kejadian tiga bulan yang lalu. Waktu itu kesehatanku sudah mulai membaik, sehingga ibu tidak begitu khawatir dengan diriku. Aku tidak selalu diawasi lagi. Tapi waktu itu ba’da maghrib, aku mengalami kejang hebat di kamar sendirian, ibu menemukanku telah kaku tubuhku. Padahal ibu hanya sendiri denganku di rumah. Ibu langsung berteriak meminta tolong tetangga-tetanggaku dan membawaku kerumah sakit.
Sejak itulah ibu tidak mau meninggalkan aku sedikitpun. Bahkan sampai satu bulan setelah itu, ibu masih melarangku untuk hanya sekedar diruangan lain/kamar lain sendirian. Ibu sangat trauma dengan kejadian itu. Apalagi dengan kondisiku sekarang yang sudah tidak bisa berjalan, ibu selalu melayani seluruh kebutuhanku, dari makan, minum, minum obat, dll. Dan hampir semua keinginanku yang aku ucapkan diturutinya. Pokoknya menjadi anak keci lagi. Di tambah lagi, aku merupakan anak terakhir yang mana kakak-kakakku sudah berkeluarga semuan.
Ibu terimakasih atas cintamu...........

*Kisah ini diikutsertakan dalam lomba kisah ibu dan anak www.aulaady.com di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar